Senin, 31 Mei 2010

Nama Pengarang : Dra.Asnaini

Nama Upacara : Rangkaian Upacara Kematian Pada Masyarakat Melayu Pontianak

Tahun Terbit : 2000

Ringkasan

Suku bangsa Melayu semuanya menganut agama Islam sehingga pengertian Islam dan Melayu didaerah ini identik Masuk Islam dari agama lain disebut juga masuk Melayu dan masuk Melayu berarti berganti agama dari bukan Islam menjadi Islam. Orang Dayak yang baru menganut agama Islam secara langsung mengikuti pola hidup suku Melayu.Proses ini bagi orang Kalimantan Barat non Melayu disebut sebagai proses masuk Melayu atau turun Melayu (Sellato,1989:59 Hasanuddin 2000-19).

Seseorang yang akan meninggal maka selalu dibacakan Surat Yasin dan ditelinganya dibacakan dua kalimah syahadat sehingga orang itu akan mengikuti apa yang diucapkan ditelinganya ketika ia akan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kaum keluarga terdekat anak-anak ada yang mencontengkan dengan kapur siri pada ujung daun telinganya sebagai tanda bahwa keluarganya ada yang meninggal dunia Keluarga yang mengetahui ada yang membawa uang dan beras.Perlengkapan untuk mandi dipersiapkan sebelum acara mandi mayat dilakukan, proses ketika mandi mayat dipangku sebanyak lima orang bagi yang tidak ada keluarga dipergunakan batang daun pisang, air yang tersisa dari mandi biasanya disapukan kemuka seluruh anggota keluarga yang hadir melayat pada saat itu kemudian baru dipergunakan membersikan lantai sehabis mayat tersebut, sehabis pengapanan mayat di sembahyangkan fardhu kifayah. Bagi yang ikut sembahyang disedekahkan uang dari ahli waris yang meninggal.

Ketika mayat akan dibawa turun dari rumah ada upacara nyorok di bawah usung sebanyak tujuh kali artinya berjalan membungku di bawah usungan, hal ini dilakukan agar keluarga yang ditinggalkan tidak berlarut-larut mengingat si mayat, dipemakaman setelah selesai dibacakan doa talqin, keesokan harinya keluarga yang berduka selalu menziarahi kuburan tersebut dengan membaca tahlil dan Surat Yasin dengan menabur daun pandan dan buga serta air cendana di atas kuburan itu. Hal ini dilakukan biasanya selama tujuh hari berturut-turut. Pada malam hari pembacaan doa tahlilan dan membaca Alquran sampai hatam (tamat sebanyak 30 juz). Pada hari ke tiga setelah selesai pembacaan tahlil diadakan pembersihan rumah dengan memanggil kembali yang memandikan mayat untuk menepungtawari lubang bekas pemandian mayat seluruh orang rumah dan yang ikut memandikan mayat dimandikan hal ini disebut dengan mandi bersili yang tujuan membersikan rumah dari marabahaya yang menimpa keluarga itu..

Alat yang digunakan dalam acara ini wajan yang besar diisi air dimana di dalamnya dimasukan (dicelupkan uang logam,telur ayam,kemiri,paku dan sirireko yang terbuat dari daun siri dan rokok daun,tepung tawar.Pantangan bagi keluarga yang ditinggalkan biasanya dipantangkan memakan sayuran yang cepat layu seperti bayam, kangkung,sawi dll diharapkan agar waktu dekat tidak ada anggota keluarga meninggal lagi , ada juga dengan pantangan menjahit berarti merapatkan anggota keluarga dari satu dengan yang lainnya.

Penutup

Tradisi yang berlaku pada masyarakat Melayu Pontianak dalam rangka upacara kematian ini hingga saat ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat pendukungnya. Demikian juga dengan hal pantangan dan larangan tersebut, kemalangan bakal diterima jika bagi keluarga yang melanggarnya. Padahal sebenarnya umur manusia itu sudah ditentukan oleh Yang maha Kuasa.

Tidak ada komentar: