Rabu, 06 April 2011

Upacara Pembuatan Rumah Melayu Ketapang

BAGIAN UPACARA DALAM PEMBUATAN RUMAH
MASYARAKAT KABUPATEN KETAPANG
KALIMANTAN BARAT
Oleh. M.Natsir

Upacara mendirikan rumah bagi masyarakat Melayu ketapang mempunyai arti yang sangat penting, sehingga rumah yang akan ditempati diharuskan membuat upacara dan menurut kepercayaan adat bahwa rumah tersebut akan dapat membawa kebaikan dan keburukan bagi penghuninya. Kepercayaan ini masih berlaku sampai sekarang dizaman modern ini bahkan berbagai upacara dilakukan menurut kenyakinan mereka, seperti syarat mendirikan rumah dan pindah rumah maupun lain sebagainya.
A. Upacara Mendirikan Rumah
I. Syarat Mendirikan Rumah
Mendirikan rumah memerlukan beberapa tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Memilih hari baik dan bulan baik menurut perhitungan tetua yang ada dilingkungan mereka
2. Memanggor (jika masih semak belukar)
3. Membersikan lahan
4. Membuat petak tanah yang disesuaikan dengan ukuran denah rumah
5. Sholat mangrib yang dilanjutkan dengan membaca surat Yaasin dilokasi rumah secara berjamaah dengan hidangan ketupat colet
6. Penancapan tongkat tiang pertama oleh pemilik rumah. Tahapan-tahapan ini nyaris tak pernah dilewati pada setiap mendirikan rumah oleh orang Melayu Kayung,dimanapun ia berada. Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk dimasukan kedalam satu lubang yang telah digali sebelumnya antara lain:
1. Paku
2. Keminting
3. Sirih Salapan
4. Rokok sebantang
5. Nasi sekepal
6. Pisang 1 buah
7. Uang logam lempengan
8. Bertih beras kuning
9. Tanam pisang
II. Membersihkan tanah dipasang papan mal
• Sholat diatas tanah
• Surah yasin disimpan di atas kayu yang dibuat tongkat
• Tanah lobang yang sudah digali tidak boleh ditinggalkan
• Tanah diterangi
• Tongkat tiang utama diusahakan berbunyi padat dan disholatkan
• Selesai mendirikan rumah membaca doa selamat dengan makanan ketupat lemak
Ketupat lemak yang dikenal oleh masyarakat ada empat jenis
1. Ketupat segi empat
2. Ketupat sorban
3. Ketupat bawang
4. Ketupat tolak bala
Tuan rumah yang akan mendirikan rumah baru berniat minta dikeluarkan rezeki yang ada di dalam tanah. Rezeki jika berada diatas minta diturunkan,yang jauh didekatkan, dekat minta disampaikan
 Membersikan rumah
1. Menggunakan pecahan kaca beling yang sudah lama
2. Kayu yang berduri 3-5-7
3. Serpihan besi
4. Kuyit
5. Beras 7 genggam
6. Garam
7. Sabut kelapa
8. Paku keminting
9. Sabut bakar (penghidupan manusia dan perlengkapannya)
 Pemasangan Kep tiang bangunan rumah baru
• Tiang seri
• Tiang utama pada bahagian atas puncak disimpan Mas atau Intan
• Tiang pintu disimpan pisang
Pemasangan alang diberikan kain berwarna putih yang bertuliskan wafak (tulisan huruh arab yang memohon keselamatan)
Pantang larang bagi rumah baru
• Jika rumah sudah berdiri dilarang anak istri untuk melihatnya
• Tiap penyambungan kayu harus ditutup menghindari gerhana, pada bahagian pintu dilarang ada sambungan dibahagian atas maupun bawahnya. Pada posisi alang maupun kep sambungan gelegar
• Tinggi rumah ditentukan dengan panjang jika tinggi 3,6,9,11 disebut dengan berkabung rejeki masuk akan tetapi selalu keluar yang lainnya
• Tinggi rumah 9 + 1,5 = 10,5 disebut Telajur mas orang akan senang berkunjung kerumah
• Tinggi rumah 3 dibandingkan dengan 1disebut dengan Naga belimbur yang menghadap kerah bintang, selalu ada rezeki yang dengan tidak bayak mengeluarkannya.
• Tinggi rumah lebih dari 5 disebut dengan bantal mayat, sebelum rumah ditinggal sudah ada kematian
Hitungan gelegar rumah
1. Gelegar bertanda baik bagi pemilik rumah
2. Gelegor bertanda kurang baik selalu berselisih paham bertengkar
3. Bantal sipemilik rumah selalu tidur malas kerja
4. Mayat kematian sebelum rumah tersebut ditempati
Hitungan Kasau
1. Kasau bertanda baik bagi pemilik rumah
2. Risau bertanda kurang tenang tidak sabaran
3. Bulan bertanda baik bagi pemilik rumah
4. Bintang bertanda
5. Matahari bertanda
Pindah rumah harus dihitung pada tanggal yang baik, bulan yang baik dan tahun yang baik
B. Upacara Pindah Rumah
Rumah yang telah selesai dikerjakan, maka tuan rumah mencari hari baik bulan baik untuk melaksanakan pindah rumah baru. Apabila sesuatunya telah rampung maka dimulai dengan membawa barang-barang atau peralatan rumah tangga kerumah yang baru dibuat, pada waktu yang ditentukan pemilik rumah pindah dengan memangil sanak keluarga, tetangga lingkungan yang ada disekitarnya. Pada malam hari diadakan sholat mangrib berjamaah dilanjutkan membaca surat yasin bersama-sama disertai doa. Rumah yang baru ditempati biasanya keluarga terdekat yang menemani tinggal sementara, membantu mempersiapkan makanan bagi undangan.
Pindah rumah sudah ditentukan oleh pemiliknya dengan hitungan hari baik bulan baik yang disebut dengan “pelangkahan”, maka tuan rumah dengan anak isterinya jika sudah bekeluarga datang kerumah baru membawa pakaian serta tempat sirih. Mereka masuk kedalam rumah pakaian biasanya dibawa oleh suami sedangkan tempat sirih dibawa oleh isteri. Pada saat sampai dimuka pintu suami memberikan salam kepada penjaga rumah yang sebelumnya sudah bermalam dirumah tersebut, sekaligus ditaburkan beras kuning bagi rombongan yang datang. Pada umumnya rumah yang baru telah hadir beberapa orang yang dituakan, setelah tuan rumah duduk maka dibacakan doa selamat dengan hidangan ketupat colet.

3.3. ORNAMEN
Saat memasuki sebuah bangunan arsitektur tradisional, di dalamnya kita akan mendapatkan adanya perlengkapan interior yang juga khas daerah setempat, termasuk pilarnya, ukiran daun pintu sebuah rumah, ornamen lubang angin di atas pintu kamar dan jendela, kursi dan meja serta detail arsitektur lain. Itulah Seni ragam hias atau ornamen yang merupakan warisan budaya tradisi, saat ini masih biasa di jumpai di seluruh pelosok tanah air, walau tidak terlestari seperti zamannya.Ornamen ragam hias Melayu Ketapang, selain sebagai nilai estetik pada sebuah bangunan arsitektur, juga kita temukan pada seni gambar naga belipur. Dari Khazanah Melayu Sumatera, ada beberapa motif Ragam Hias yang digunakan dalam berbagai kepentingan. Pada sebuah kapal, lancang atau perahu dibuat ornamen khusus. Bahkan beberapa Ragam Hias juga mempunyai yang disejajarkandenganRajahSpiritual.
Buku Bemban merupakan motif Ragam Hias yang dianyam yang beragam. Ada yang sederhana seperti diatas hingga sarat hiasan. Mempunyai filsafat akan kebaikan dan kemakmuran..Motif Melayu ini disebut Sayap Layang-Layang. Dimaknai sebagai Simbol Kegagahan, Mampu Menghadapi Halangan & Rintangan, Penangkal Kejahatan dan Simbol Memperoleh Hasil Usaha yg maksimal. Karenanya Atap rumah (kajang angkap) orang Melayu serta haluan kapal, sering dipasang motif ini.Motif Tapak Sulaiman adalah motif dasar di Melayu, yang bentuknya mengalami berbagai variasi, sebagai simbol kebaikan., Keabadiakemakmuran. Walau di Melayu, ornamen hewan secara utuh sangat jarang bisa kita temukan, namun motif Naga Belipur di atas tampak utuh. Ini merupakan simbol kejantanan, keperkasaan dan percayadiri.Itik Pulang Petang. Simbol kesabaran, kedisiplinan dan taat hukum.Lebah Begantung. Pelambang kesetiaan, punya faedah yang banyak, rajin, tawar penyakit, begagan, beturai, bersyahadat, namun apa bila musuh menjual pantang tak dibeli dan selalu mendatangkan kebaikan.Semut Beriring. Sebagai lambing kerajinan, gotong royong, tetap pendirian dan tahu diri.Badak Balek. Simbol pagar diriSelembayung. Orang Melayu meletakkannya di puncak rumah, sebagai simbol tangkal gaib, kemakmuran dan ketentraman.
Ragam hias pada umumnya yang dipasang di dalam keratin Matan adalah buga sulur yang mengembang dan tidak terputus, hal ini mengambarkan akan menjadi harum mewangi jika kaum kerabat saling menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga tali siraturahmi sesama keluarga besar, hidup akan tentram damai dan sejahtera.
Banyak para ahli berpendapat bahwa, perkataan berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi, dalam Ensiklopedia Indonesia, dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya atau yang lainnya; dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan ( perabot , pakaian, dsb) dan arsitektur.Ornamen merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan sebagai hiasan. Di samping tugasnya sebagai penghias secara menyangkut segi-segi keindahaan, misalnya untuk menambah keindaahan suatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup ( falsafah hidup ) dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-bendayangditerapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula. Pada perkembangan-perkembangan lebih lanjut, pemanfaatan di samping memiliki maksud-maksud tertentu dan pada waktu yang lebih kekinian ( saat sekarang ) banyak penekannya hanya sekedar sebagai penghias saja, dengan demikian betul merupakan komponen produk seni yang di tambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan sebagai hiasan semata. Dengan demikian jelas bahwa tugas dan fungsi ornament adalah sebagai penghias suatu objek, dan apabila tersebut di letakkan atau diterapkan pada benda lain akan memiliki nilai tambah pada benda tersebut. Apakah akan menambah indah, angker, cantik, dan atau predikat yang lain lagi. Tentunya dalam cakupan yang sesuai dengan bagaimana dan di mana suatu harus di gunakan. Ternyata pengertiannya tidak semudah itu,sebabdalam menyangkut masalah-masalah lain yang lebih kompleks dan luas.
Karena dalam hubungannya perlu diuraikan tentang motif, atau tema maupun pola-pola yang di kenakan pada benda-benda seni, bangunan, dan pada permukaan apa saja tanpa memandang kepentingannya bagi struktur dan fungsinya.Selanjutnya apabila diteliti lebih mendalam dari pembahasan di atas, cakupan menjadi sangat luas. Karena sesuatu yang mempunyai tugas menghiasi serta menambah nilai dari benda yang ditempatinya berarti disebut sebagai . Pengertian ini akan lebih menyulitkan dalam memahami apabila ingin mengembangkannya, dan tidaklah sepenuhnya pengertian tidaklah demikian, sebab memiliki , sifat dan karakter yang sangat khusus.
Sehubungan dengan itu, coba kita bandingkan persoalan-persoalan berikut ini dalam sebuah kelompok , sebuah patung yang berdiri sendiri berubah menjadi suatu unit bila di letakkan di taman kotaatauditempatkan pada pintu-pintu masuk gedung/bangunan. Begitu juga seandainya sebuah lukisan yang di pasang pada dinding suatu ruangan/ruang tamu beserta mebel-mebelnya yang begitu serasi, membuat suasana ruangan tersebut menjadi lebih menarik dan indah. Dari uraian di atas jelas fungsi patung, lukisan serta mebel-mebel adalah sebagai hiasan kota, ruang tamu, maupun pintu gerbang, jadi dengan demikian patung, lukisan, patung dan mebel tadi dapat diartikan sebagai dari taman Kota, ruang tamu maupun pintu gerbang tersebut. Namun perlu di ketahui bahwa hal yang demikian itu bukanlah yang di maksud dengan sesungguhnya, sebagai mana yang saya maksudkan. Contoh lain, ada sebuah mebel yang di dalamnya terdapat ukiran-ukiran yang melilit-lilit ke seluruh bagian mebel, atau ukirannya hanya pada beberapa bagian saja. Dalam kasus ini mudah dijelaskan kedudukan ukiran tadi, yaitu sebagai hiasan atau dari mebel tersebut. Sejalan dengan itu, adalah samapersoalannyabila gelang, kalung, liontin di anggap sebagai dari orang yang memakainya, padahal di sisi lain benda-benda perhiasan tersebut juga terdapat yang menghiasinya.Pengertian di atas agak cukup menyulitkan dalam menarik kesimpulan yang memadai, terlebih lagi apabila dikaitkan dengan penertian dekorasi. Sebab arti dari dekorasi juga menghiasi, sekalipun demikian dapat di pahami bahwa pada umumnya pengertian dengan dekorasi dalam banyak hal terdapat kesamaan, namun tetap saja ada perbedaan-perbedaan yang signifikan, karena dekorasi dalam banyak hal lebih menekankan pada penerapan-penerapan yang bersifat khusus, misalnya dekorasi interior, dekorasi panggung. Dalam menanggapi masalah itu, barangkali akan menjadi lebih terbuka pemikiran kita apabila menyadari bahwa dapat menjadi elemen atau dekorasi, tetapi tidak untuk sebaliknya ( dekorasi sebagai ). Oleh sebab itu pengertianornamentakan bergantung dari sudut mana kita melihatnya, dan setiap orang bebas menarik kesimpulan menurut sudut pandangnya.

Ornamen
Ukiran yang tertera pada gambar berbentuk ukiran ular naga disebut juga naga belimpur. Ular naga belimpur ini juga terdapat di klenteng tempat persembahan orang Tionghua. Lambang ular naga belimpur juga terdapat di lisplang. Tempat lainnya adalah sebagai hiasan pada pinggir bawah bidang yang memanjang. Ukiran bunga rampai yang berkaitan juga terpasang pada tempat-tempat tertentu, lisplang,daun cendela dan daun pintu. Pada timbangan anak-anak yang terletak diatas tali dacing. Ular-ularan naga belimpur melambangkan kesuburan dan kemakmuran, ular naga belimpur biasa melambanghkan kecerdikan dan kekuasaan. Oleh karena itu ular naga belimpur dipergunakan oleh raja raja, termasuk diantaranya Sultan Kerajaan Siak dan Sultan Kerajaan Pelalawan yang memakai symbol naga pada mahkotanya.