Minggu, 27 Juni 2010

Islam Di Kalbar


SEKILAS PROSES MASUKNYA ISLAM DI KALIMANTAN BARAT
Oleh : M.Natsir1
I. Permulaan Islam Masuk di Kalbar2
Islam masuk ke Indonesia masih menyisakan perdebatan panjang, ada tiga
teori yang dikembangkan para ahli mengenai masuknya Islam di Indonesia Teori
Gujarat,Teori Persia dan Teori Arabia.
1. Teori Gujarat banyak dianut oleh ahli dari Belanda. Islam dari anak Benua
India, menurut Pijnappel orang Arab bermazhab Syafi’i yang bermingrasi
menetap diwilayah India kemudian membawa Islam ke Indonesia (
Azra,1998:24) Teori ini dikembangkan oleh Snouck Hurgonje.Moquette ia
berkesimpulan bentuk nisan di Pasai kawasan Sumatera 17 Dzulhijjah 1831
H/27 September 1428, batu nisan mirip di Cambay,Gujarat.W.F. Stuterheim
menyatakan masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi,
yakni Malik Al-Saleh pada tahun 1297. masuknya Islam ke Indonesia adalah
Gujarat. Relief batu nisan Sultan Malik Al-Saleh bersifat Hinduistikj
mempunyai kesamaan batu nisan di Gujarat.(Suryanegara,1998:76). J.C.
Van Leur pada th 674 M pantai barat Sumatera telah terdapat
perekampungan Islam, Islam tidak terjadi pada abad ke- 13 akan tetapi abad
ke-7
2. Teori Persia pembangun teori ini adalah Hoesin Djajadiningrat, titik berat pada
kesamaan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan Persia. Kesamaan
budaya seperti peringatan 10 muharram atau Asyura sebagai hari peringatan
Syi’ah terhadap syahidnya Husain. Kedua adanya ajaran wahdatul Wujud
Hamzah Fansuri dan Syekh Siti Jenar dengan ajaran sufi Persia, Al-Hallaj.
Teori Persia dibantah K.H. Saifuddin Zuhri , apabila berpedoman Islam
masuk abad ke -7 pada masa Bani Umayyah. Kekuasaan politik dipegang
oleh bangsa Arab, tidak mungkin Islam berasal dari Persia.
1 M.Natsir,S.Sos.M.Si Peneliti pada Balai Pelestarian Sejarah Pontianak. Dosen pada Isipol UNTAN
2 Bahan tulisan Seminar Serantau Perkembangan Islam Borneo, 27-28 Peb 2008 di UiTM Malaysia
2
3. Teori ini adalah T.W.Arnold,Crawfurd, Keijzer, Niemann, De Holander, Naquib
Al-Attas A. Hasyimi, dan Hamka. Teori Arabiah yang dipertegas Hamka ia
menolak keras terhadap teori Gujarat, teori ini dikemukan Seminar Sejarah
Masuknya Islam ke Indonesia di Medan, 17-20 Maret 1963 ia menolak bahwa
Islam masuk ke Indonesia abad 13 jauh sebelumnya abad ke-7 Masehi.3
Adapun keberadaan Islam di Kalimantan Barat tidak diketahui secara pasti,
namun dari beberapa literatur dan pendapat yang ada masih merupakan sebuah
prediksi yang dikemukakan oleh para peneliti maupun dari bekas-bekas peninggalan
yang ada, baik yang terekam di masyarakat melalui ajaran atau kepercayaan, dapat
juga dilihat dari situs-situs yang masih ada dan sejarah keberadan keraton yang banyak
didominasi oleh kesultanan Islam.
Doc.Natsir
Pelabuhan Sukadana Ketapang
Beberapa pendapat yang diungkapkan akan kita selusuri proses tersebut.
Berpedoman dari pendapat yang dikemukakan oleh Sendam, 1970:35, “Islam Masuk di
Kalimantan Barat yaitu sekitar abad ke 15 M, melalui perdagangan dan tidak melalui
organisasi misi, tetapi merupakan kegiatan perorangan”. Ada dua roses berlangsungnya
penyebaran Islam. Pertama penduduk pribuni berhubungan dengan agama Islam,
kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia (Arab,India, Cina dan lain-lain)
yang telah memeluk agama Islam dan bertempat tinggal secara permanen di suatu
3 http://islam.com/id/index Islam Masuk ke Indonesia,down load, 20 Peb 2008
3
wilayah kemudian melakukan perkawinan campuran dan menjadi anggota masyarakat
lainnya. Seperti pada kerajaan Tanjungpura, Sambas, Mempawah, Kubu, Pontianak dan
lain sebagainya.
Doc.Natsir
Upacara Adat Mempawah
Penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat membujur dari Selatan ke
Utara, meliputi daerah Ketapang, Sambas, Mempawah, Landak. Menurut Safarudin
Usman bahwa Islam mulai menyebar di Kalimantan Barat diperkirakan sekitar abad XVI
Miladiah, penyebaran Islam terjadi ketika kerajaan Sukadana atau lebih dikenal dengan
kerajaan Tanjungpura dengan penembahan Barukh pada masa itu di Sukadana agama
Islam mulai diterima masyarakat (Ikhsan dalam Usman 1996:3), akan tetapi Barukh
tidak menganut agama Islam sampai wafat 1590 M. Pada masa Giri Kusuma Islam
berkembang dengan pesatnya karena beliau memeluk agama Islam
Pendapat lain juga mengemukakan pada tahun 1470 Miladiah sudah ada
kerajaan yang memeluk agama Islam yaitu Landak dengan rajanya Raden Abdul Kahar
(Usman,1996:4) Dimasa pemerintahan Raden Abdul Kahar (Iswaramahaya atau Raja
Dipati Karang Tanjung Tua) beliau telah memeluk agama Islam sehingga dapat
4
dikatakan berawal dari kerajaan Landak. Di bawah pemerintahannya agama Islam
berkembang dengan pesatnya di kerajaan Landak (Pembayun:200:97)
Sahzaman berpendapat bahwa agama Islam masuk di Kalimantan Barat
melalui selat Karimata menuju kerajaan Tanjungpura yang memang sudah ada sejak
abad ke XIII. Kerajaan Sambas pada masa Raden Sulaimann putra Raja Tengah dari
kerajaan Brunai (Ajisman 1998:24)
Dalam buku Sejarah Kodam XIII Tanjungpura Kalimantan Barat yang
diterbitkan oleh Sendam Tanjungpura menyebutkan masuknya agama Islam di
Kalimantan Barat pada abad ke 16 Ketika kerajaan Hindu Sukadana dipimpin rajanya
penembahan Barukh, pada saat yang sama penembahan Barukh membangun kota
Baruj yaitu Matan (Ajisman:1998:25)
Berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas bisa diperkirakan, bahwa
agama Islam masuk di Kalimantan Barat pada masa pemerintahan Barukh (1538-1550).
Dari riwayat kerajaan Landak diperoleh keterangan bahwa agama Islam di bawah
pemerintahan Kerajaan Ismahayana, yang bergelar Raja Dipati Tanjung Tua (1472-
1542), agama Islam mulai berkembang di kerajaan Landak (Sendam, dalam Ajisman;
1998). Mengingat kerajaan Matan dan Landak yang masuk diperkirakan pada abad ke
15 maka kerajaan Sintang yang berada dipedalaman sekitar akhir abad ke 16.
Penyebaran yang pertama-tama kemungkinan dari para pedangang Semenanjung
Melayu, terutama pedagang dari Johor. (Dalam Ikhan:2004:95)
II. Perkembangan Islam di Pontianak
5
Doc.Natsir
Keraton Kadriad Pontianak
Umat Islam menjadi mayoritas ketika berdirinya kerajaan Pontianak pada
tahun 1771 Miladiah. Kesultanan Pontianak dengan rajanya Sultan Syarif Abdurahman
Al Qadrie adalah putra Syarif Husin AlQadrie yang menjadi salah seorang penyebar
agama Islam di Kalimantan Barat, kehadiran kesultanan yang bercorak Islam masih
membawa pengaruh adat istiadat bangsa Nusantara yang dinamakan pengaruh Jawa
pra Islam. Salah satu pengaruh kuat adalah percampuran budaya Timur Tengah dengan
budaya jwa Pra Islam. Sekitar tahun 1733 Syarif Husin bin Ahmad Al Qadrie seorang
ulama dari negeri Trim Ar-Ridha Hadralmaut (Timur Tengah) datang ke kerajaan Matan
untuk menyebarkan agama Islam, kemudian di angkat sebagai penasehat raja, akan
tetapi jabatan tidak begitu lama dikarenakan ada perselisihan paham tentang hukuman
terhadap nakhoda tidak disetujui oleh Syarif Husein kemudian pindah ke kerajaan
Mempawah. Di kerajaan itu beliau diangkat sebagai patih oleh Opu Daeng Manambon.
Syarif Husin menikah dengan Nyai Tua dari perkawinan ini mendapat lima orang anak
diantaranya Syarif Abdurahman Al-Qadrie yang lahir tahun 1471. (Usman,2000:3-5)
Kawasan sekitar pusat pemerintahan kesultanan Pontianak yang terletak
dipinggiran Sugai Kapuas, Kampung Kapur, Kampung Bansir, kampung Banjar Serasan
dan Kampung Saigon sangat kental pengaruh agama Islam. Daerah Kampung Kapur
terdapat seorang guru ngaji yang bernama Djafar pada jaman tersebut beliau salah
seorang yang termasyhur, sultan Pontianak Syarif Muhammad Al-Qadrie mengundang
Djafar khusus menjadi guru ngaji dilingkungan Keraton Kadriyah Pontianak (Usman
dkk:1997). Ustazd Djafar yang kelak menurunkan anak yang bernama Kurdi Djafar yang
di kenal pendiri cabang Muhammadiyah di Sungai Bakau Kecil di Mempawah dan salah
seorang putranya Mawardi Djafar seorang tokoh Muhammadiyah yang ada di Pontianak
(dalam Iksan wawancara H.Rahim Jafar)
Agama Islam yang menjadi mayoritas di Kalimantan Barat dan Pontianak
pada khususnya. Agama di Pontianak terdiri dari agama Islam, Katholik,
Kristen,Hindu,Budha dan Konghucu bagi masyarakat Tionghoa. Toleransi agama sangat
dijunjung tinggi di Pontianak, sehingga dapat dikatakan aman dan sejahtera.
6
Perkembangan yang berikutnya lahirnya berbagai organisasi Islam yang
menjalankan pendidikan Islam pada beberapa sekolah maupun yayasan di Pontianak 4;
1.Yayasan Pendidikan Bawari
2. Yayasan Pendidikan Bawamai
3.Yayasan Perguruan Islamiyah
4.Yayasan Pendidikan Muhammadiyah
5. Yayasan Pendidikan Al Azhar
Masih banyak pendidikan yang belum dapat di data. Di samping itu
perkembangan pengajian ibu-ibu yang berkembang pesat di Kota Pontianak.
Peranan ulama yang begitu besar terhadap perkembangan pendidikan tidak hanya pada
pendidikan forman akan tetapi pada pendidikan non formal. Ulama yang berpengaruh
membentuk pendidikan di era tahun enam puluhan dan sampai delapan puluhan di
Pontianak antara lain;5
1. Haji Ismail bin Abdul Karim alias Ismail Mundu (Mufti Kerajaan Kubu)
Seorang mufti kerajaan Kubu Kalimantan Barat, ulama yang sangat terkenal
sering disebut-sebut ulama Bugis, beliau salah satu ulama yang menjadi mufti di
kerajaan Kubu yang bukan dari keturunan Syec, menulis beberapa kitab amalan
zikir tauhid salah satu kitabnya yang terkenal adalah kitab Babun Nikah yang
diterbitkan di Singapur, menjadi salah satu kitab rujukan hukum nikah di
Indonesia. Meninggal pada tahun 1957 di makamkan di Kecamatan Telok
Pakedai Kabupaten Kubu Raya, dikenal dengan makam mesjid Batu, makamnya
sering dikunjungi oleh masyarakat. Pengunjung yang datang dari kalangan
muslim maupun non muslim yang sangat menghormati beliau
2. Syech Abdullah Zawawi Saiyid Abdullah az-Zawawi pula ialah ulama besar yang
pernah menjadi Mufti Mekah, kemudian pernah menjadi Mufti Kerajaan
Pontianak. Riwayatnya dapat dirujuk dalam halaman Agama Utusan Malaysia,
Isnin, 1 Mei 2006.
4 Ikhsan,S.Sos Propil Lembaga Pendidikan Islam Yang Diselenggarakan Masyarakat Kota Pontianak
Jurnal Sejarah Dan Budaya Kalimantan Barat 2004
5 Catatan pribadi penulis
7
3. Syech Syarwani Ulama ini pula nama lengkapnya ialah Syeikh Mahmud bin
Syeikh Abdul Hamid asy-Syarwani ad-Daghistani. Syeikh Mahmud asy-Syarwani
meninggal dunia di Pontianak pada Rabu, pukul 1, 20 Jamadilakhir 1314 H/26
November 1896 M. Dikebumikan pada pagi Khamis, 21 Jamadilakhir 1314 H/27
November 1896 M di Perkuburan Al-Marhum Pangeran Bendahara Syarif Ahmad
Al-Qadri Pontianak. 6
4. Habib Muksin Alhinduan (Tharekat Naksabandiyah)
Seorang Mursyid Tharekat Naksabandiyah wafat di Pontianak dan dimakamkan
di Sampang Madura yang kini diteruskan oleh anaknya yang bernama Habib
Amin Alhinduan di Kota Singkawang, mempunyai ribuan murid yang tersebar di
Kalimantan Barat
5. Syech H.Abdurani Mahmud Al-Yamani (Ahli Hisab)
Ulama yang mempunyai banyak murid, cukup disegani dikalangan ulama yang
ada pada zamannya, mantan ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Barat
meninggal di Pontianak
6. Habib Saleh Alhaddat
Ulama yang terkenal tegas dalam pendirian, hapal Alquran menjadi tempat
bertanya dari kalangan ulama yang ada, meninggal di Pontianak
7. Haji Abdus Syukur Badri alias Haji Muklis
Ulama pejuang asal dari Kalimantan Selatan yang menetap di Pontianak
mempunyai ribuan murid yang terkenal dengan salawat Dalailkhairat. Meninggal
di Pontianak
8. Haji Ibrahim Basyir alias Wak Guru
6 Utusan Malaysia,26 jun 2006,Oleh Wan Mohd Shaghir Abdullah
8
Dikenal dengan sebutan Tok Guru, beliau banyak melahir ulama, murid dari Haji
Ismail bin Abdul Karim alias Ismail Mundu.Terkenal mempunyai banyak
kelebihan mempunyai pengaruh yang cukup luas dari kalangan masyarakat
dikenal baik di dalam negeri Indonesia maupun diluar negeri, banyak mempunyai
murid di Negara Brunai,dan Malaysia. Meninggal di Pontianak di makamkan di
Sei Ambawang Kabupaten Pontianak
Ulama-ulama yang berpengruh tersebut telah memberi warna keislaman
melalui ajaran yang disampaikan menjadi pedoman bagi para murid-muridnya yang
ada, baik menjadi sebagai ulama maupun pendidik guna mengembangkan syiar Islam
di Kalimantan Barat.
III. Penutup
Berbagai pendapat argumentasi yang dikemukakan oleh para ahli, tentang
masuknya Islam di Indonesia, menurut hemat penulis bahwa besar kemungkinan pada
abad ke-7 Masehi, hal ini beralasan bahwa ajaran yang dianut oleh sebagian besar
bangsa Indonesia ialah bermazhab Syafi’I, tradisi lisan yang berkembang ditengahtengah
kehidupan masyarakat masih menjadi kenyakinan yang kuat dengan namanama
yang mirip dengan suku bangsa Arab, tatacara adat,istiadat, kesenian yang
banyak didominasi oleh kesenian Arab.
9
Doc.Natsir
Makam Keramat Tujuh Ketapang
Untuk wilayah Kalimantan Barat baik yang secara formal maupun tidak, dan
yang terkangkap sejarah dengan masuk melalui Kabupaten Sambas, Kabupaten
Sintang dan Kabupaten Ketapang yang masuk dari negara Brunai,Semenanjung dan
Jawa, sehingga nama-nama raja banyak mengadopsi nama raja Jawa diperkirakan
pada abad 15 Masehi.7 Kenyakinan yang kuat ditengah kehidupan masyarakat adalah
nama besar kerajaan Tanjungpura menjadi salah satu ciri kerajaan Islam, jauh
sebelumnya sudah pernah ada komunikasi antara masyarakat dikerajaan Tanjungpura
dengan para pedagang dari Arab, bentuk-bentuk peningalan yang masih bayak terdapat
di daerah Kabupaten Ketapang, baik yang bersifat tangible maupun intangible hal itu
masih bisa dijumpai sampai saat ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Balar
Arkeologi dari Banjarbaru Kalimantan Selatan bahwa peninggalan makam keramat tujuh
maupun keramat sembilan diperkirakan pada abad ke-15 akan tetapi jauh sebelumnya
sudah ada kehidupan Islam di daerah Benua Lama, karena juga ditemukan nisan di
dalam dasar tanah berdiri kokoh dan relief yang bercorak Arab di wilayah Kabupaten
Ketapang Kalimantan Barat.
Saran-saran ;
Akan lebih baik diadakan penelitian dan seminar berkelanjutan sehingga dapat
ditemukan kembali kejayaan Islam secara lebih koprehensip agar hasanah Islam yang
banyak berserakan dapat disatukan menjadi suatu mutiara di tanah Borneio.
Semoga Allah membalas kebaikan demi syiar Islam di Nusantara pada Seminar
Serantau di Kawasan Borneo.
7 Wawancara dengan Drs.H.Soedarto (Pakar Sejarah) dan Drs.H.Abdussukur SK (Cendikiawan Madura),
Tgl, 22 Pebruari 2008 di Pontianak

Rabu, 16 Juni 2010

Singapura

Perjalanan Singapura

Oleh . M.Natsir


Singapura sebuah kota moderns yang sangat terkenal, terletak tidak jauh dari kepulauan Riau. Perjalanan ke Singapura bisa dilakukan melalui Tanjungpinang dan Batam, jika melewati Tanjungpinang diperkirakan memakan waktu satu jam dan jika melewati Batam memakan waktu 45 menit dari pelabuhan Batam Center.

Perjalanan dimulai dari Pontianak dapat digunakan dengan pesawat Batavia Air. 1 jam dari Pontianak menuju Batam Pelabuhan Hang Nadim. Penerbangan 3 kali seminggu, Senin, Rabu dan Jumat, Pesawat hanya sekali perjalanan, waktu berangkat jam 11 WIB, sampai jam 12 WIB di Batam harga tiket dan hipotek berkisar Rp. 750.000,

Sampai bandara Hang Nadim Batam menggunakan taxi langsung menuju pelabuhan Punggur dengan biaya Rp. 65.000,-memakan waktu 20 menit, dan naik very menuju ke Tanjungpinang dengan waktu 1 jam. Jika harus menginap di Batam maka disana banyak tempat penginapan yang murah terutama di daerah pasar Nagoya. Pasar yang dikenal banyak menjual elektronik terutama hanphone Blackberry dengan harga bervariasi sesuai dengan kondisi barang.

Jika menuju ke Singapura maka dari pelabuhan Hang Nadim langsung ke Batam Center. Ada dua buah Very yang akan mengangkut penumpang menuju Singapura. Berangkat Singapura mulai dari jam 6.30 WIB. Jam 8.00 WIB sampai malam jam 21.00 WIB. Tiket bisa dibeli PP. Batam-Singapura dengan harga Rp. 180.000,- perlengkapan yang mesti dipersiapkan adalah paspor dan kartu NPWP Pajak, jika tidak memiliki NPWP pajak maka akan dikenakan biaya viskal Rp. 1 juta.

Kapal berangkat jam 8.20 WIB sampai di pelabuhan Singapura jam 9.00 WIB. di Singapura pemeriksaan Paspor dan Permit melalui sensor, jangan coba membawa rokok akan diambil oleh petugas, peraturan sangat ketat. Pelabuhan yang bersih di Singapur harus hati-hati dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dilarang membuang sampah sembarangan, berludah dan merokok bukan pada tempatnya, jika dilakukan bisa paspor yang akan diambil oleh petugas yang ada. Petugas yang berjaga menggunakan camera pengintai yang hidup 24 jam selalu monitor setiap orang yang ada dilokasi.Petugas setempat memberitahukan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam kapal pun akan dapat kelihatan, betapa canggihnya kamera mereka.

Pada hari Kamis 10 Juni 2010, Aku menunggu jemputan dipelabuhan sekitar 1 jam, melihat aktivitas penumpang yang keluar masuk pelabuhan cukup banyak, turis-turis mancanegara yang melewati pelabuhan menggunakan kapal, mungkin biaya lebih murah. Pelabuhan besar aktivitas padat, berjarak 100 meter terdapat terminal dan Mall yang megah, diatas Mall yang megah dapat dilihat bukit Santosa, "Menurut informasi dibukit tersebut pada zaman dahulu tempat lokasi pembunuhan, tetapi kini tempat Bukit Sentosa menjadi sebuah tempat permainan yang modern seperti di Amerika, di dunia ini hanya ada 6 tempat yang ada permainan moderns ini. Bagi turis hanya dikenakan 3 dolar (Rp.19.500,-) sudah dapat masuk kelokasi.di dalam lokasi bukit Sentosa banyak permainan yang moderns ala Amerika dan juga tempat kasino, setiap masuk tempat dikenakan lagi tarif masuk lokasi. Bagi orang Singapur sendiri harus bayar sekitar 100 dolar baru bisa masuk ke lokasi bukit Sentosa.

Perjalanan dilanjutkan keterminal, biaya 1.50 dolar (Rp. 6500,- = Rp. 9.250,- sebaiknya menggunakan uang koin untuk pembayaran bis menuju ke lokasi Bugis Street dengan waktu tempuh 15 menit. Lokasi Bugis street dikenal daerah kampong Glam terdapat istana raja dan masjid sultan. Kampung yang artistic nyaman dan tentram banyak dijual cendra mata buat oleh-oleh untuk keluarga, harga bervariasi, makanan nasi ditambah air teh dikenakan 5 dolar (Rp.32.500,-), rokok 1 bungkus seharga10 dolar (Rp.65.000,-). Seharian bersada di lokasi kampong Glam, aktivitas turis cukup banyak, mereka kagum dengan masjid sultan yang cukup megah, betapa kaget melihat mereka dengan pakaian yang serba minim berada dilokasi masjid ada juga yang sampai masuk ke dalamnya. aku tanya ke seorang ibu Hajjah penjual souvenir, kenapa turis non muslim dan serba minim pakaian boleh masuk ke dalam masjid, sedangkan menurut hukum Islam wanita yang datang haid dilarang mendekati masjid”. Masjid peningalan sultan berarsitektur timur tengah diatas kuba masjid terdapat susunan pantat botol, konon menurut cerita sahabat bahwa ketika masjid dibangun masyarakat menyumbang botol-botol buat membantu pembangunan masjid..

Bugis street memang menjadi salah satu tujuan turis yang datang ke Singapura banyaknya pertokoan penjual souvenir yang menjadi pesona pengunjung, seni yang memikat pengunjung datang ke lokasi ini harga boleh ditawar dibandingkan dengan daerah lainnya. Lakosi ini juga terdapat banyak tempat penginapan harga penginapan paling murah 25 Dolar (Rp.162.500,-) dan jika pada saat libur bisa harga 60 dolar (Rp.390.000,-)paling murah buat satu hari.

Sore jam 17.30 WIB waktu setempat dijemput Dato Hanafi dan Hazri menuju kepelabuhan, dalam perjalanan menuju pelabuhan menaiki bis umum, penumpang cukup banyak yang naik turun disetiap halte penumpang. Banyaknya turis yang memadati kota Singapura dan penduduk membuat pemandangan indah gedung-gedung tinggi mengambarkan kota yang moderen bersih dan teratur , cara berpakaian yang serba minim, tidak memakai Bh dan transparan semua kelihatan menjadi hal yang biasa, tidak hanya dijalanan tetapi juga di mall-mall hampir semua wanita memakaian pakaian moderns, trend baru serba terbuka……..

Sampai didermaga pelabuhan mengurus tiket pulang dikenakan ces 20 dolar (Rp.130.000,-), jam menunjukan pukul 20.00 WIB kapal Very menuju Batam meninggalkan Singapura. Dengan pemandangan dipelabuhan Singapur serba mewah. Aku seperti baru bangun dari mimpi kapan kota Pontianak seperti Singapur, ketika terjaga pukul 21.00 WIB aku sudah berada di pelabuhan Batam Center.

Jumat, 04 Juni 2010

keraton Surya Negara

· Keraton Surya Negara [1]

Kira-kira pukul 7.00 malam, berkunjung ke Keraton Surya Negara dan disambut oleh keluarga Pangeran Ratu Drs. H. Gusti Arman. M.Si. untuk menyaksikan beberapa peninggalan yang dikatakan diberikan oleh Sultan Brunei kepada Gusti Muhammad Thaer II iaitu bendera dan meriam yang masih tersimpan di keraton tersebut. Melalui pemerhatian, keadaan bendera tersebut sudah usang, reput dan koyak akibat suhu tempat penyimpanan kurang sesuai. Menurut informasi, Gusti Muhammad Thaer II adalah anak kepada Almarhum Gusti Muhamamd Ali ibnu Gusti Muhammad Thaer I (Gusti Togok) ibnu Almarhum Raden Lekar Tayan. Beliau merupakan cicit dari isteri Sultan Tengah (Ratu Surya Kesuma) kerana Raden Lekar adalah saudara kandung isteri Sultan Tengah.



[1] Pangeran Hajjah Mahani Pusat Sejarah Brunai.M.Natsir BPSNT Pontianak Wil Kalimantan

Istana Kadariah



Keraton Qadriah Kesultanan Pontianak.

Istana Kadariyah[1]

Berkunjung ke Istana Kadariyah pada sebelah petang. Istana ini merupakan peninggalan kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman pada 14 Rejab 1185 H bersamaan 23 Oktober 1771M dan terletak 4 km dari pusat kota dan terletak di Kampong Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur. Istana ini masih menyimpan berbagai macam benda peninggalan seperti Singahsana, Kaca Pecah Seribu, Al-Quran tulisan tangan dan salasilah keturunan Sultan Pontianak dari sultan pertama, Sultan Sharif Abddurahman Alkadrie hingga kepada sultan kelapan, Sultan Syarif Hamid Alkadrie yang memerintah pada tahun 1945.

Sultan Sharif Abdurrahman Al-Kadrie, (TM 1771-1808).

Sultan Sharif Abdurrahman Al-Kadrie merupakan anak sulong dari isteri pertama Habib Husein, Nyai Tua. Sultan Sharif Abddurahman dilahirkan di Matan pada 15 Rabiulawal 1154H bersamaan 1739M. Pada tahun 1755, beliau mengikuti ayahnya ke Mempawah. Di Mempawah, beliau berkahwin dengan anak Opu Daeng Menambon bernama Putri Utin Candra Midi dan mendapat gelar Pangeran Syarif Abdurrahman. Beliau seorang yang aktif dalam mempelajari dan menyebarkan agama, berdagang dan berlayar. Pada tahun 1767, Syarif Abdurrahman berlayar menuju Banjarmasin dan setahun kemudian ia menikah lagi dengan Ratu Syahranum, puteri Sultan Banjar. Dengan perkahwinan tersebut ia mendapat gelar Pangeran Syarif Abdurrahman Syah Alam. Pada tahun 1771, beliau kembali ke Mempawah dan mendirikan sebuah kerajaan berdekatan Sungai Kapuas dan Sungai Landak iaitu dikenali kini dengan nama Pontianak. Sebelumnya daerah Muara Sungai Kapuas didiami oleh para perompak disepanjang Sungai Kapuas. Kawasan ini akhirnya menjadi kawasan perhentian para pedagang khususnya dari Bangka, Belitung, Bugis dan lain-lainnya. Pedagang dari China juga menjalankan hubungan dagang dengan Pontianak sekitar tahun 1774. Sehubungan itu, perluasan wilayah oleh Syarif Abdurrahman bermula pada tahun 1771 terhadap Sanggau, Tayan dan Sekadau. Kerajaan Sanggau berhasil dikuasai pada tahun 1778. Manakala dalam usaha memperluas jaringan perdagangan, beliau berusaha untuk melakukan perluasaan ke wilayah ke Mempawah dan Sukadana pada tahun 1786. Syarif Abdulrahman diangkat menjadi sultan dengan gelar Paduka Sri Sultan Syarif Abdurrahman bin Almarhum Al Habib Husein Alkadrie pada tahun 1771M dan kembali kerahmatullah pada tahun 1808.



[1] Pangeran Hajjah Mahani Pusat Sejarah Brunai. M.Natsir BPSNT Pontianak Wil Kalimantan

Batu Sampai Sanggau

· Batu Sampai. [1]


Terletak di Kelurahan Tanjung Sekayam, Sanggau dan merupakan kawasan air terjun yang dimiliki oleh Haji Muhammad Taha. Di kawasan air terjun ini, terdapat batu melintang yang terukir dalam tulisan Jawa Kuno (Palava) yang dipercayai sekitar abad ke-7 iaitu penyebaran agama Hindu bermula[2]. Tulisan tersebut bermaksud ‘Hidup Mati Surga’. Menurut kepercayaan masyarakat disana, air terjun ini boleh mengubati segala racun dan penyakit (penawar) bagi mereka yang bermunajat. Selain itu, jika seseorang hendak pergi ke Sanggau maka hendaklah ia singgah ke Batu Sampai sebagai tanda ia telah datang ke Sanggau begitulah sebaliknya.



[1] Pangeran Hajjah Mahani Pusat Sejarah Brunai dan. M.Natsir Bpsnt Pontianak Wilayah Kalimantan

[2] Sumber: Abang Adi Subrata.