Sekilas Sejarah Kota Singkawang
Penamaan kota ini muncul dalam beberapa versi menurut bahasa, dalam versi Melayu dikatakan bahwa nama Singkawang diambil dari nama tanaman ‘Tengkawang’ yang terdapat diwilayah hutan tropis. Menurut versi bahasa Cina, Singkawang berasal dari kosa kata ‘San Kew Jong’ yang secara harfiah berarti Gunung Mulut Lautan, maksudnya suatu tempat yang terletak dikaki gunung menghadap ke laut.
Dari beberapa catatan sejarah Singkawang mulai dikenal oleh orang Eropa sejak tahun 1834 yang tercantum dalam buku tulisan George Windsor Earl berjudul “The Eastern Seas” yang menyebut nama kota ini dengan kata ‘SINKAWAN’. Pada masa itu Singkawang lebih dikenal sebagai daerah koloni Cina dimasa kongsi-kongsi penambang emas berkuasa dengan Monterado sebagai pusat kekuasaan para penambang tersebut (dalam tulisan sejarah tersebut nama seseorang bernama Kung She yang dipercaya memiliki pengaruh).
Catatan lainnya juga didapat dari salah satu tulisan G.F De Bruijn yang termuat dalam De Volken Van Nederlandsch Indie (1920) berjudul “De Maleiers” yang terjemahannya berbunyi : “……….beberapa puluh mil disebelah selatan kerajaan (Sambas,pen) dibangun sebuah kota yang dimaksud sebagai kota pemerintahan (Belanda)”.
Singkawang Bagian dari Sebuah Kerajaan
Pada masa lalu Singkawang merupakan bagian dari Kerajaan Sambas namun pusat kekuasaannya dan pusat kegiatan belum sampai menjamah Singkawang, hal ini disebabkan masih dominannya kuasa ekonomi ditangan kongsi-kongsi Monterado. Sebaliknya kekuasaan raja-raja Sambas masih mampu mengatasi berbagai pemberontakan termasuk bantuan yang diberikan Kompeni Belanda dengan mengirimkan Overste Zorg, namun dengan berbagai kejadian itu Kerajaan Sambas merasa belum perlu memanfaatkan Singkawang terutama pelabuhannya karena Sambas sendiri memiliki pelabuhan yang cukup baik dan memenuhi syarat pada masa itu.
Singkawang Masa Belanda-Jepang
Seiring kekuasaan yang masih dipegang penuh oleh Kerajaan Sambas, Belanda juga mulai melirik daerah-daerah diluar Jawa termasuk Singkawang, maka pada tahun 1891 segera dibuka jalur pelayaran pantai terutama yagn berdekatan dengan Singapura yang ketika itu merupakan poort (gerbang) keluar masuknya kapal-kapal terutama setelah dibukanya teruzan Suez dan di Sinkawang dibangun pelabuhan lengkap dengan cabang (agent) KPM (Konijnlijk Peketvaart Maatschappij), demikian pula pendukung modal asing (Belanda) yang diberikan kesempatan beroperasi, yakni Perusahaan Listrik ANIEM (Algemene Nederlands Indiesche Elecktriesche Maatschaappij). Belanda juga membangun jalan-jalan darat ditahun 1912, meliputi jalur Pemangkat, Singkawang, Bengkayang yang dikenal dengan Pendareng.
Sebuah peraturan Pemerintah Hindia Belanda yang termuat dalam Staatsblad tahun 1938 nomor 352 yang dekeluarkan oleh Gubernur Jendral Hidia Belanda yang mengatur bahwa Borneo ditetapkan sebagai wilayah administratif dengan ibukota terletak di Banjarmasin. Wilayah administratif Borneo (Kalimantan) ini dibagi dalam dua keresidenan yaitu Kersidenan Borneo bagian Selatan dan Timur. Residensi Kalimantan bagian Barat dengan Ibukota Pontianak.
Pada saat itu Singkawang merupakan sebuah kewedanaan disamping kewedanaan Pemangkat dan Bengkayang.
Beberapa catatan sejarah mengenai perjuangan masyarakat Singkawang pada masa ini antara lain
- Pernah menjadi pos terdepan dalam melawan gerakan PGRS/Paraku;
- Ekspansi ke Malaysia;
- Perlawanan terhadap G.30.S/PKI
Sumber : “Singkawang, Lika liku perjalanan menuju ke sebuah pemerintahan kota” M.J. Mooridjan
Sumber: Singkawang Tourism
http://smallcrab.com/others/35-lain-lain/249-sekilas-pandang-kota-sintang
Rabu, 27 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar